Rabu, 01 Juni 2016

MAKALAH KURIKULUM PAUD

MAKALAH KURIKULUM PAUD

Mata Kuliah    : Konsep Dasar PAUD
Dosen    : Ismet M.pd

Disusun Oleh    :
1. Annisa Ayu Adellya Putri    1513054044
2. Anora Tri Rahayuningtyas    1513054034
3. Andini Permata Putri    1513054045
4. Frima Mulia Febryana     1513054041

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
2015

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas tentang “Kurikulum PAUD”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Kurikulum PAUD dan untuk pengambilan nilai harian mata kuliah konsep dasar PAUD.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


                            Bandar Lampung,15 November 2015


                                    Kelompok 5



                       




DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan...................................................................................................................4
Bab II Pembahasan..................................................................................................................6
Bab III Penutup.......................................................................................................................26
Daftar Pustaka.........................................................................................................................29

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Menurut  UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini adalah:
“Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Sejak saat itulah, perkembangan pendidikan Anak Usia Dini tumbuh dengan pesat, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa yang diharapkan.
Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK  baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah-masalah yang harus dikaji lebih jauh di antaranya masih lemahnya peran pemerintah dalam mengembangkan PAUD serta maih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan di usia dini.
Selain itu, “ekspektasi” masyarakat yang terlalu tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif anak menyebabkan arah pengembangan pendidikan anak usia dini dewasa ini dianggap masih kurang tepat.  PAUD pada hakekatnya adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh potensi anak baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai dengan masa perkembangannya, di antaranya belajar sambil bermain.
Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD antara lain meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidah pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai pembahasan terhadap kurikulum PAUD perlu dilakukan baik melalui kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam mengelola program PAUD.
1.2 Rumusan Masalah
A.    Apakah Pengertian Kurikulum?
B.     Apa Saja Macam-macam Kurikulum?
C.     Apakah Fungsi Kurikulum?
D.    Apa Saja Ruang Lingkup Kurikulum?
E.     Apa  Saja Aspek Perkembangan Kurikulum AUD?
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian kurikulum
Istilah ”Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum  berasal dari bahasa latin, yakni ”Currikculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk meroleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa sisiwa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antar satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Kurikulum merupakan seperangkat panduan yang mengatur isi program pendidikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum ini dapat merujuk pada  PKB-TK 94 (program kegiatan belajar TK) atau bisa juga merujuk pada kurikulum terbaru, yakni KBK 2004 yang disempurnakan menjadi KTSP 2006. Secara sederhana, kurikulum dapat dimaknai sebagaai perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu preriode pendidikan dan jejang tertentu. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesusaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaran pendidikn tersebut.
Kurikulum sebagai arahan muatan pendidikan juga perlu disusun dengan baik. Meski setiap sekolah taman kanak-kanak dapat menyusun kurikulum sendiri bukan berarti bisa asal-asal tampa sistematika dan tujuan yang jelas. Kurikulum adalah seperangkat kegiatan belajar melalui bermain yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak dalam rangka mengembangkan yang dimiliki oleh setiap anak.
Dari berbagai pengertian kurikulum, Ali, M (1984) mengkategorikannya kedalam tiga pengartian, yaitu (1) Kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik (2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan (3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.
Pengertian lain tentang kurikulum diungkap dalam Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran serta metode cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena tergantung kekreatifan sang pendidik.
B. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Kurikulum harus bersifat luas
Maksud kurikulum disini adalah kurikulum harus memberikan pengalaman belajar yang dapat mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
2. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
Kurikulum harus memberikan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Program juga harus menggunakan berbagai sarana dan bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan.
3. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan pada lingkungan sekitarnya. Selain itu, member rasa aman bagi lingkungan sekitarnya.
4. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
Kurikulum dapat memberikan kemampuan untuk dapat mencukupi segala kebutuhan, minat setiap anak. Jadi anak dapat tumbuh berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
5. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat
Kurikulum harus dapat memberikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Dengan ini anak dapat memahami keadaan lingkungan sekitarnya.
6. Sesuai dengan standar kompetensi anak
Standar kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengacu pada kompetensi anak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak
7. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus
Seharusnya kurikulum tidak hanya digunakan untuk anak yang normal namun seharusnya juga diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus. Apalagi anak yang berkebutuhan khusus membutuhkan layanan ekstra dari pada anak yang normal.
8. Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinergi dengan keluarga dan masyarakat sehinggah tujuan pendidikan dapat tercapai.
9. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat anak berada disekolah.
10. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga
Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen/pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
11. Pengelolaan sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat penting dalam peningkatan pendidikan. Kurikulum hendaknya dapat menggambarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di lembaga.
12. Penyediaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana begitu penting dalam instrument pendidikan. Kurikulum yang baik adalah dapat menggambarkan penyediaan sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga.
C. Standar Kompetensi Anak Usia Dini
Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar Kompetensi yang diharapkan pada pendidikan TK adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan secara optimal sesuai dengan standar yang telah dirumuskan. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum.
Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik motorik
-Motorik Kasar: Berlari, memanjat, menendang bola, menangkap bola, bermain lompat tali, berjalan pada titian keseimbangan, dll.
-Motorik Halus: Mewarnai pola, makan dengan sendok, mengancingkan baju, menarik resluiting, menggunting pola,menyisir rambut, mengikat tali sepatu, menjahit dengan alat jahit tiruan, dll.
-Organ Sensoris:Membedakan berbagai macam rasa, mengenali berbagai macam bau, mengenali berbagai macam warna benda, mengenali berbagai benda dari ciri-ciri fisiknya, mampu membedakan berbagai macam bentuk, dll.
2. Perkembangan Kognitif
Misalnya: mengenal nama-nama warna,mengenal nama bagian-bagian tubuh, mengenal nama anggota keluarga,mampu membandingkan dua objek atau lebih, menghitung, menata, mengurutkan; mengetahui nama-nama hari dan bulan; mengetahui perbedaan waktu pagi, siang, atau malam; mengetahui perbedaan kecepatan (lambat dan cepat); mengetahui perbedaan tinggi dan rendah, besar dan kecil, panjang dan pendek; mengenal nama-nama huruf alfabet atau membaca kata; memahami kuantitas benda, dll.
3. Perkembangan Moral dan sosial
Misalnya: Mengetahui sopan santun, mengetahui aturan-aturan dalam keluarga atau sekolah jika ia bersekolah, mampu bermain dan berkomunikasi bersama teman-teman, mampu bergantian atau antre, dll.
4. Perkembangan Emosional
Misalnya: Menunjukkan rasa sayang pada teman, orang tua, dan saudaranya; menunjukkan rasa empati; mengetahui simbol-simbol emosi: sedih, gembira, atau marah dan mampu mengontrol emosinya sesuai kondisi yang tepat.
5. Perkembangan Komunikasi (Berbahasa)
Misalnya: Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata,mampu melafalkan kata-kata dengan jelas (bisa dimengerti oleh orang lain).
D. Struktur Kurikulum Anak Usia Dini
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan kemandirian.
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Bahasa, Kognitif, dan Fisik-Motorik.
E. Komponen Kurikulum Anak Usia Dini
1. Anak
Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Dalam proses pembelajaran peserta didik dapat dibagi kedalam beberapa kelas yaitu:
a. Untuk usia 0-2 tahun tidak dibatasi jumlah anak karena tugas pendidik hanya mendampingi orang tua atau pengasuh dalam kegiatan bersama.
b. Untuk usia 2-3 tahun antara 5-8 anak
c. Untuk usia 3-4 tahun antara 8-10 anak
d. Untuk usia 4-6 tahun antara 10-15 anak
2. Pendidik
Kompetensi Pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak adalah
a. Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak
b. Usai 1-3 tahun rasio 1 : 6 anak
c. Usia 3-4 tahun rasio 1 : 8 anak
d. Usia 4-6 tahun rasio 1 : 10 /12 anak
3. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content), dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia.
Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
a. Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)
b. Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
c. Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
d. Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
e. Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
f. Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi :
1. Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.
2. Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
3. Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.
4. Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
5. Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.
6. Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
7. Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen,pemecahan masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili.
Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan-bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain. Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.
4. Penilaian (Assesmen)
Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui :observasi, konfrensi dengan para guru, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian /assesmen dapat dibuat dalam bentuk portofolio.
5. Pengelolaan Pembelajaran
a. Keterlibatan Anak
b. Layanan program
Lembaga Pendidikan anak usia dini dilaksnanakan sesuai satuan Pendidikan masing-masing. Jumlah hari dan jam layanan:
• Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3-5 hari dengan jam layanan minimal 6 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu.
• Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
• Satuan PAUD Sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam. Kekurangan jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.
• Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam. Layanan dalam satu tahun 160 hari atau 34 minggu.
Layanan pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan anak usia dinimengikuti kalender pendidikan daerah masing-masing.
6. Melibatkan Peranserta masyarakat
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendiikan anak usai dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan.

F. Pola Pengembangan Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD bisa bersifat mingguan, bulanan dan tahunan. Dengan demikian, guru PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Dalam bukunyaReaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children(1992), Bredekamp dan Rosegrant menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :
1. Berdasarkan Keilmuan PAUD
Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil penelitian tentang belajar dan pembelajaran. Kajian keilmuan secara komprehensif hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum.
2. Mengembangkan anak secara menyeluruh
Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara menyeluruh, meliputi aspek fisik-motorik, social, moral, emosiaona dan kognitif. Di sisi lain isi kurikulum hendaknya mencerminkan sifat demokratis, adanya kebebasan untuk menentukan pilihan, keadilan, persamaan hak dan kewajiban, serta keterukaan. Tujuan kurikuler juga hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3. Relevan, menarik dan menantang
Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik dan menantang anak untuk melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba dan berfikir. Kurikulum yang efektif mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari konteks yang berarti dalam kehidupan anak.
4. Mempertimbangkan kebutuhan anak
Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideology bangsa secara nasional. Kurikulum hendaknya realistic dan dapat dicapai oleh anak. Apa yang dipelajari anak hendaknya sesuai dengan apa yang diinginkan anak, masyarakat, dan negara. Nasionalisme, kebudayaan, nilai-nilai, susila, norma hendaknya diperhatikan dalam penyusuan kurikulum. Perbedaan bahasa, kultur, budaya hendaknya dapat terakomodasi dalam isi kurikulum.
5. Mengembangkan kecerdasan
Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak berpikir, menalar, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya tidak bersifat hafalan, tetapi mengembangkan kecerdasan dengan cara melatih anak berfikir, menalar.
6. Menyenangkan
Kurikulum disesuaikan dengan kondisi psikologis anak, sehinggah anak merasa bisa, senang, rileks dan nyaman belajar di TK. Anak usia dini suka bermain, aktif, dan selalu ingin tahu. Berdasarkan alasan tersebut, kegiatan kurikuler dirancang agar anak dapat belajar sambil bermain, aktif secara fisik dan mental untuk memuaskan rasa ingin tahnya.
7. Fleksibel
Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat, dan kebutuhan setiap anak. Sebaliknya kurikulum TK bisa mengakomodasi hal-hal baru, menyediakan alternative dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Selain itu dalam pelaksanaannya tidak terlalu dibatasi oleh waktu. Begitu fleksibelnya kurikulum TK, sering disebut pula kurikulum mingguan dan bulanan, karena kurikulum tidak dirancang untuk satu tahun penuh, tetapi untuk mengakomodasi berbagai hal baru.
8. Unified dan intergrated
Kurikulum untuk TK bersifat unified dan integrated, artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.
9. Rencana Belajar
Jika untuk kelas atas (SD dan SM) digunakan rencana pembelajaran, maka untuk TK digunakan rencana belajar yang merupakan penjabaran kurikulum kedalam kegiatan belajar di TK. Rencana belajar memiliki keunikan, dimana setiap kegiatan belajar tidak berisi satu kegiatan belajar dari bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema yang terintegrasi.
G. Ruang Lingkup Kurikulum PAUD
Salah satu tugas utama TK adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran kurikulum yang berlaku. Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum sampai dengan strategi pelaksanaan sangat penting. Meskipun kegiatan pembelajaran di kelas/lapangan dilaksanakan guru, tetapi peran kepala TK sangat penting, mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan sampai evaluasi.
1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisiskan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.
Silabus berisi jawaban dari pertanyaan berikut:
a.       Kompetensi apa yang akan dikembangkan pada anak didik?
b.      Bagaimana cara mengembangkan kompetensi tersebut pada diri anak didik?
c.       Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut telah dikuasai anak didik?
Di Taman Kanak-kanak, silabus pembelajaran dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.

a. Perencanaan semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan penyebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
Langkah-langkah penyususnan program semester, sebagai berikut :
- Pelajari dokumen kurikulum, yakni kerangka dasar dan standar kompetensi
- Pilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester
- Buat matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan atau indicator ke dalam jaringan tema
- Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema dengan memperhatikan keluasan cakupan pembahasan tema dan minggu efektif sekolah.



Berikut ini disajikan tema dan alokasi waktu pada semester pertama:

Tema Semester 1
No.    Tema    Perkiraan Waktu*    Bulan
1    Diri Sendiri (About me)
    a. Perkenalan: Nama, tempat tinggal    1 minggu    Juni Minggu ke-1
    b. Laki-laki dan Perempuan    1 minggu    Juni Minggu ke-2
    c. Panca Indera    1 minggu    Juni Minggu ke-3
2    Lingkunganku
    a. Keluargaku    1 minggu    Juni Minggu ke-4
    b. Tempat tinggalku 1    1 minggu    Juli Minggu ke-1
    c. Peliharaanku 1    1 minggu    Juli Minggu ke-2
    d. Pertanian    1 minggu    Juli Minggu ke-3
3    Kebutuhanku
    a. Nutrisi (Makanan Sehat)    1 minggu    Juli Minggu ke-4
    b. Air Bersih (Minum)    1 minggu    Juli Mingke-5-Agus Ming ke-1
sisipan    c. Hari Kemerdekaan Indonesia    1 Minggu    Agustus Minggu ke-2
    d. Pakaian Bersih    1 minggu    Agustus Minggu ke-3
    e. Tempat tinggalku 2    1 minggu    Agustus Minggu ke-5
4    Binatang
    a. Binatang Hutan (kebun binatang)    1 minggu    September Minggu ke-1
    b. Serangga    1 minggu    September Minggu ke-2
    c. Peliharaanku 2    1 minggu    Sepetember Minggu ke-3
    d. Binatang berbahaya    1 minggu    September Minggu ke-4
5    Tanaman
    a. Tanaman Penghasil Makanan (Pisang)    1 minggu    Oktober Minggu ke-1
    b. Tanaman untuk rumah dan peralatan    1 minggu    Oktober Minggu ke-2
    c. Tanaman sebagai hiasan    1 minggu    Oktober Minggu ke-3
    Evaluasi    1 minggu    Oktober Minggu ke-4
    Evaluasi    1 minggu    November Minggu ke-1
JUMLAH    21 minggu   

b. Perencanaan mingguan
Pada perencanaan mingguan, guru diharapkan menyusun Satuan Kegiatan Mingguan. SKM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indicator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada program semester.
- Komponen dan langkah menyusun SKM model pembeajaran kelompok
• Komponen SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
 Tema dan sub tema
 Alokasi waktu
 Aspek perkembangan
 Kegiatan per aspek pengembangan
• Langkah-langkah penyusunan SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
 Memilih tema dan merinci sub tema
 Memilih indicator yang sesuai tema pada bidang pengembangan dalam program semester
 Membuat matrik hubungan antara tema dengan indicator
 Menentukan alokasi waktu untuk setiap SKM
c. Perencanaan Harian
Pada perencanaan harian, guru harus menyusun Satuan Kegiatan Harian. SKH merupakan penjabaran dari SKM. SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.
- Komponen dan langkah menyusun SKH model pembelajaran kelompok
• Komponen SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
 Hari, tanggal, waktu
 Indikator
 Kegiatan pembelajaran
 Alat/sumber belajar
 Penilaian perkembangan peserta didik
• Langkah-langkah menyususn SKH model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
 Memilih indicator yang sesuai dalam SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan indicator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan
 Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indicatoryang dipilih dalam SKH
 Memilih kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai programyang direncanakan.
 Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih
 Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
 Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indicator.
-) Tema
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik  mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
    a. Prinsip Penentuan Tema
Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
•         Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.
•         Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana kepada tema-tema yang lebih rumit bagi peserta didik.
•         Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat peserta didi kepada tema-tema yang kurang menarik.
•         Kesesuaian, artinya tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di ingkungan setempat.
    b. Langkah Penentuan Tema
Pada awa tahun pelajaran, TK menentukan tema yang akan dibahas dalam satu tahun sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat. Beberapa dalam menentukan tema : 
1.      Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan  indikator dalam kurikulum.
2.      Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3.      Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4.      Memilih sub tema yang sesuai.
    c. Tema yang akan diterapkan
Tema pokok yang akan diberikan kepada anak adalah seperti dibawah ini
1.      Diri Sendiri
2.      Lingkunganku
3.      Kebutuhanku
4.      Binatang
5.      Tanaman
6.      Rekreasi
7.      Pekerjaan
8.      Air, Udara, dan Api
9.      Alat Komunikasi/Transportasi
10.  Tanah Airku
11.  Alam Semesta
Tema sisipan sesuai dengan daerah juga akan dibagikan antara lain
1.      Hari Kemerdekaan
2.      Natal
3.      Paskah
4.      Idul Fitri

Tema-tema di atas merupakan tema umum dan dikembangkan berdasarkan kondisi daerah dan kemampuan masing-masing TK sesuai dengan prinsip-prinsip penentuan tema, demikian pula dalam penentuan perkiraan waktu untuk setiap tema.
Selain tema-tema tersebut di atas, juga apabila terjadi peristiwa atau kejadian di sekitar anak (Taman Kanak-kanak) pada saat pembelajaran berlangsung maka akan dimasukkan dalam pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.

H. Model Kurikulum PAUD
1. Pendekatan Model Pematangan (Maturations Models)
Menurut pandangan ini, anak-anak memiliki blueprint (cetak biru) pola tingkah laku tertentu. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari kematangan psikologis (kesiapan) dan situasi lingkungan yang mengandung tingkah laku tertentu (tugas-tugas perkembangan). Untuk menggunakan model tersebut beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Aspek Administrasi
Lingkungan ruangan diperhitungkan untuk memberikan mobilitas maksimal bagi perkembangan anak. Pusat-pusat pembelajaran hanya segala sesuatu yang telah dibatasi (ditentukan) memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Perlengkapan ruangan diisi dengan bahan-bahan multi dimensi yang melayani berbagai kegiatan ekpresi seperti bahasa, matematika, gerak dan estetika.
b. Aspek Pendidikan
Aktivitas terdiri dari unit dan tema yang luas yang didasarkan pada studi minat anak. Anak-anak bebas memilih aktivitas yang diinginkan. Penyusunan aktivitas didasarkan pada tema yang disusun melalui berbagai permainan. Strategi pemberian motivasi dilakukan melalui motivasi instrinsik verbal misalnya do’a (harapan). Anak-anak dibentuk dalam suatu kelompok yang heterogen. Pada saat tertentu dilakukan secara homogen berdasarkan pada usia/tahap perkembangan. Susunan kegiatan belajar yang fleksibel dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat anak-anak. Penjajakan pada kemampuan anak dilakukan melalui observasi secara keseluruhan yang mencakup hal-hal yang bersifat fisik, kognitif dan afektif.
c. Evaluasi Program
Program dianggap berhasil jika anak-anak memperoleh kemajuan dalam hal fisik, kognitif dan efektif.
2. Model Aliran Tingkah Laku-Lingkungan
Model ini didasarkan pada teori Skinner, Baer, Bijou dan Bandura. Menurut model tersebut, anak-anak dilahirkan dengan suatu batu tulis kosong (blank slate), tingkah laku anak yang pasif dibentuk oleh kondisi lingkungan. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari penguatan peristiwa yang terencana dan yang tidak terencana. Dalam melaksanakan model kurikulum seperti ini pada anak usia dini perlu diperhatikan hal hal
berikut.
a. Komponen Administratif
Lingkungan ruangan diperhitungkan pada pusat perhatian anak serta menghindari hal-hal yang akan mengganggunya. Daerah antara ruangan dibatasi secara jelas yang seringkali dengan pembatas yang tinggi. Perlengkapan ruangan ditata berdasarkan penajaman pada beberapa pusat perhatian serta terdiri bahan-bahan unidimensional model yang menyajikan program tersendiri sesuai sasaran dan melayani satu bentuk kegiatan ekspresi tertentu (misalnya bahasa). Staf berkedudukan sebagai perencana dan pengendali berbagai situasi lingkungan. Berbagai aktivitas yang dilakukan orang dewasa hampir seluruhnya digambarkan sebagai miniatur tingkah laku. Pengajaran dilakukan langsung secara ekspositori pada sejumlah unit kecil dari bahan-bahan materi yang diperoleh dari tugas-tugas besar dan berjenjang (sequensial).
b. Aktivitas Pendidikan
Berbagai aktivitas yang berorientasi pada tujuan dirancang untuk mencapai pembelajaran budaya secara khusus (biasanya budaya akademik yang alamiah). Materi pembelajaran yang sama seringkali menjadi harapan untuk dikuasai oleh seluruh murid. Berbagai aktivitas dihasilkan oleh bentuk pengajaran langsung yang dilakukan guru, misalnya melalui latihan atau drill. Strategi pemberian motivasi dilakukan dengan menggunakan sistem insentif. Pengelompokan anak disusun berdasarkan kelompok homogen dari segi kemampuan yang dimiliki anak. Pengelompokan anak disusun berdasarkan kelompok homogen dari segi kemampuan yang dimiliki anak.
c. Evaluasi Program
Program dianggap berhasil jika anak-anak memiliki prestasi belajar secara khusus yang seringkali bersifat akademik seperti persipan untuk mengikuti sekolah selanjutnya.
3. Model Interaksi
Model pengembangan kurikulum ini didasarkan pada konsep teori Piaget. Model ini beranggapan bahwa perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara heriditas dan pengaruh lingkungan. Perkembangan akan terjadi pada seseorang ketika orang melakukan pengorganisasian diri yang dicapai pada tahap optimal oleh peristiwa yang dieksperientasikan.
a. Komponen Administratif
Lingkungan ruangan dirancang untuk memberikan keuntungan pada anak-anak dalam mencapai berbagai aktivitas. Pusat-pusat pembelajaran lebih dibatasi dibandingkan dengan model pematangan tetapi anak-anak dapat berinteraksi antara berbagai pusat pembelajaran. Perlengkapan pada setiap ruangan terdiri atas berbagai bahan multi dimensi yang dapat dipergunakan anak melakukan eksplorasi, memecahkan persoalan serta menemukan berbagai cara mengembangkan gagasan yang bersifat konseptual. Perlengkapan yang disusun harus memenuhi kebutuhan anak pada bahan-bahan kongkrit dan representatif. Staf bertindak sebagai pemerhati munculnya berbagai pengalaman muncul pada anak pada tahapan perkembangan tertentu. Pada suatu waktu, orang dewasa bertindak aktif misalnya memberikan berbagai pengalaman baru pada anak namun pada kesempatan lain bertindak pasif menunggu anak-anak mencapai tahapan pembelajaran yang stabil. Orang dewasa juga sering menekankan bahasa yang harus dimiliki anak untuk mengembangkan berbagai konsep.
b. Komponen Pendidikan
Aktivitas pendidikan menekankan pada pembelajaran yang bersifat heuristik, misalnya strategi pemecahan masalah, elaborasi keterampilan dan teknik bertanya. Situasi akademik sering dihadirkan melalui suatu unit atau tema. Berbagai rancangan aktivitas pembelajaran ditunjukkan oleh strategi pemecahan masalah, elaborasi keterampilan dan teknik bertanya. Situasi akademik sering dihadirkan melalui suatu unit atau tema. Berbagai rancangan aktivitas an dengan menggunakan motivasi instriksik, misalnya ‘epistemic curiosity ‘. Pengelompokan anak dilakukan secara heterogen (kelompok yang berbeda) dari berbagai sudut pandangan. Anak-anak banyak bekerja secara individual. Susunan aktivitas pembelajaran anak dilakukan untuk mencapai penguasaan konsep yang bersifat temporal. Penentuan batas waktu yang lama pada setiap situasi pembelajaran yang memungkinkan anak melakukan berbagai kegiatan eksploratif.
c. Evaluasi program
Program dianggap berhasil jika anak-anak mencapai kemajuan pada tahap perkembangan yang tinggi, misalnya pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika, pengetahuan pembagian waktu temporal dan pengetahuan sosial.


I.     Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum dijelaskan oleh Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:
1.      Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2.      Fungsi kurikulum bagi anak.
Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak.
3.      Fungsi kurikulum bagi guru.
Ada tiga macam yaitu:
a)      Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik.
b)      Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan .
c)      Berbagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. [10]
4.      Fungsi bagi kepala sekolah dan pembina sekolah.
Dalam arti: pertama sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar, kedua sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik, ketiga sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, keempat sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, kelima sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi pengajuan kemajuan belajar mengajar.
5.      Fungsi kurikulum bagi orang tua murid.
Maksudnya orang tua dapat turut serta dalam memajukan putra putrinya, bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung sedangkan sekolah atau guru dana dan sebagainya.
6.      Fungsi kurikulum segi sekolah pada tingkatan diatasnya.
Ada dua jenis yang berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
7.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah.
Sekurang-kurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua atau masyarakat dan ikut memberikan kritik dan saran yang membantu dalam rangka menyempurnakan progam pendidikan disekolah agar bisa lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dalam bekerja.

















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN   
1. Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD.
2. Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum.
3. Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosional dan kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni
4. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan kemandirian.
b. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Bahasa, Kognitif, Fisik-Motorik dan Seni.
5. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Kurikulum harus bersifat luas
b. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
c. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
d. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
e. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat
f. Sesuai dengan standar kompetensi anak
g. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus
h. Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat
i. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
j. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga
k. Pengelolaan sumber daya manusia
l. Penyediaan sarana dan prasarana
6. Komponen Kurikulum Anak Usia Dini
a. Anak
b. Pendidik
c. Pembelajaran
d. Penilaian (Assesmen)
e. Pengelolaan Pembelajaran
f. Melibatkan Peranserta masyarakat
7. Pola Pengembangan Kurikulum PAUD
a. Berdasarkan Keilmuan PAUD
b. Mengembangkan anak secara menyeluruh
c. Relevan, menarik dan menantang
d. Mempertimbangkan kebutuhan anak
e. Mengembangkan kecerdasan
f. Menyenangkan
g. Fleksibel
h. Unified dan intergrated
i. Rencana Belajar
8. Penyusunan Silabus
a. Perencanaan semester
b. Perencanaan mingguan
c. Perencanaan Harian
9. Model Kurikulum PAUD
a. Pendekatan Model Pematangan (Maturations Models)
b. Model Aliran Tingkah Laku-Lingkungan
c. Model Interaksi
10.  Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum dijelaskan oleh Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu:
1.      Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2.      Fungsi kurikulum bagi anak.
3.      Fungsi kurikulum bagi guru.
4.      Fungsi bagi kepala sekolah dan pembina sekolah.
5.      Fungsi kurikulum bagi orang tua murid.
6.      Fungsi kurikulum segi sekolah pada tingkatan diatasnya.
7.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah.



DAFTAR PUSTAKA

[1]http://hidayatsoeryana.wordpress.com/2008/05/05/kerangka-dasar-kurikulum-paud-lengkap/
[2] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 77.
[3]  Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 ), hlm. 19.
[4] Partini, Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Grafindo Lentera Media, 2010), hlm. 46-47.
[5] Yuliana Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: PT.Indeks, 2011), hlm. 207.
[6] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alvabeta, 2008), hlm. 28-29.
[7] Abdullah ldi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 141-142.
[8] Abdullah ldi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, hlm. 143-145.
[9] Abdullah ldi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, hlm. 146-147.
[10] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm.83.
[11] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm.83-85.
[12]Derokteran Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,  Kurikulum Raudhlatul Athfal (RA) Pedoman Silabus & Standar Kompetensi (Jakarta: TP, 2011), hlm. 15.
[13] Derokteran Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,  Kurikulum Raudhlatul Athfal (RA) Pedoman Silabus & Standar Kompetensi, Hlm. 19.
[14]Derokteran Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,  Kurikulum Raudhlatul Athfal (RA) Pedoman Silabus & Standar Kompetensi, hlm. 20.
[15] http://paudbook.blogspot.com/2012/01/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini.html
[16] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, hlm. 120.
[17] Ratna Wulan, Mengasah Kecerdasan Pada Anak: Bayi- Pra-sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 6.
[18] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, hlm.121.
[19] Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 45.
[20] http://paudbook.blogspot.com/2012/01/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini.html
[21] Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1998), hlm. 65-67.



   

1 komentar:

  1. masya allah ada lagunya
    semoga besok lagunya ditambah lagi tapi semangat

    BalasHapus

 

Annisa Ayu Adellya Putri Template by Ipietoon Cute Blog Design